Mulai Suntikkan Booster, Amerika Tak Gunakan Vaksin Moderna
![Mulai Suntikkan Booster, Amerika Tak Gunakan Vaksin Moderna](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2021/08/31/pakar-penyakit-menular-terkemuka-dr-anthony-fauci-bersaksi-h-kjvm.jpg)
jpnn.com, WASHINGTON - Rencana Amerika Serikat untuk memberikan suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19 kemungkinan besar akan dimulai bulan ini, kata seorang sumber yang mengetahui rencana itu, Jumat.
Di luar perkiraan, vaksin buatan Moderna dan AstraZeneca tak masuk dalam program ini. Satu-satunya vaksin yang akan digunakan sebagai penguat adalah vaksin buatan Pfizer/BioNTech.
Presiden Joe Biden diharapkan akan meluncurkan program vaksinasi penguat dengan 100 juta dosis pada 20 September. Produsen vaksin AS selain Pfizer belum mendapatkan persetujuan untuk memberikan vaksin penguat.
Moderna baru mengajukan data untuk mendapatkan persetujuan pada Rabu. Mereka mengatakan pada Jumat telah menyelesaikan pendaftarannya.
Sebuah panel berisikan para ahli yang menjadi penasihat vaksin untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) berencana menggelar pertemuan pada 17 September untuk membahas suntikan ketiga vaksin Pfizer.
Dr. Anthony Fauci, kepala penasihat medis Biden, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MSNBC pada Jumat bahwa informasi yang diperlukan untuk vaksin Moderna tampaknya belum akan tersedia tepat waktu pada 20 September.
"Mungkin ditunda selama beberapa pekan. Kami tidak tahu," kata Fauci.
Johnson & Johnson belum mengajukan izin bagi booster buatannya yang berdosis tunggal. Pekan lalu mereka mengatakan hal itu sedang didiskusikan dengan FDA.
Amerika Serikat akhirnya siap meluncurkan program vaksinasi penguat alias booster
- Efisiensi Besar-besaran, Donald Trump Pecat 300 Pegawai Badan Nuklir
- Berkah Dermawan
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Bos Ford Motor Sebut Donald Trump Telah Mengacaukan Industri Otomotif Amerika
- AM Hendropriyono: Waspadai Sentimen SARA Operasi Penggalangan Negara Adidaya ke Masyarakat RI
- Korut Tegaskan Senjata Nuklir untuk Keperluan Tempur, Bukan Barang Tawar-Menawar