Mulus Pegasus

Oleh: Dahlan Iskan

Mulus Pegasus
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Itulah kota Bontang. Terlihat juga stadionnya yang besar. Di situlah dulu tim Liga 1 Pupuk Kaltim (almarhum) bermarkas.

Langit sangat biru. Hanya sedikit saputan awan putih di sana-sini. Mata saya mulai mengantuk. Namun, saya tidak mau tunduk. Saya harus melaporkan ke Anda ada pemandangan apa lagi di bawah sana.

Di menit ke-25, saya kaget: begitu banyak kapal besar berkerumun di tengah laut. Saya terpana. Saya pun menghitung cepat: ada 57 kapal yang seperti sedang berkerumun itu.

Lalu saya tengok ke kanan bawah. Terlihat muara sungai yang sangat lebar. Airnya sangat keruh. Saya pun tahu: itu pasti muara sungai Mahakam.

Besarnya kerumunan kapal besar tadi ada hubungannya dengan muara sungai ini.

Sungai Mahakam bermuara di laut Selat Makassar. Begitu mendekati laut, sungai Mahakam bercabang-cabang. Banyak sekali. Di semua cabangnya tetap bernama sungai Mahakam.

Cabang paling kanan disebut Handil II. Ada dermaga di pinggir muara itu. Dulu, orang dari Surabaya yang mau ke Samarinda harus turun pesawat di Balikpapan. Lalu naik kendaraan umum ke Handil II. Dari sini naik speed boat ke Samarinda.

Dari Handil II itu terlihat air sungai Mahakam masuk laut.

PESAWAT kecil ini terbangnya rendah: 6000 ft. Jenis Twin Otter tipe baru: DHC-6 seri 400. Dua mesin. Isi 16 orang. Saya bisa melaporkan pandangan mata saya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News