Munas IX Golkar Diibaratkan Sinetron
jpnn.com - Proses Munas IX Golkar di Bali sudah mirip sinetron. Akhir Munas sudah diketahui sejak awal, namun prosesnya sengaja dipanjang-panjangin. Munas berjalan landai dan monoton, tidak ada hentakan-hentakan. Para pemerhati menilai, munas Golkar kali ini sangat membosankan.
"Ini sudah seperti sinetron. Endingnya sudah ketahuan sejak awal, jalan ceritanya monoton, dan tidak dramatis. Sehingga membuat yang nonton bosan," ucap Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf, Selasa (2/12).
Menurut Asep, Munas Golkar kali ini tidak lebih dari formalitas semata. Sebab, sebelum proses Munas, pemenang sudah ketahuan. "Semuanya sudah terbaca. Jadi, nggak ada yang menarik untuk disimak," katanya.
Dalam prosesnya, lanjut Asep, juga membosankan. Tidak ada perdebatan dan ada pendapatan. Semuanya seragam. Yang ada malah berbalas pantun antar peserta munas dan Ical.
"Memang bagus tidak ada ribut-ribut. Tapi dengan tidak ada kompetisi, jadi tidak ada yang menarik," katanya.
Ibarat sinetron, lanjut Asep, biaya untuk munas terlalu mahal, sedangn retingnya sangat rendah.
"Sudah mahal-mahal, di hotel mewah, di Bali, jadi seperti kelas melati. Sayang betul," tandasnya. (dem/rmo/jpnn)
Proses Munas IX Golkar di Bali sudah mirip sinetron. Akhir Munas sudah diketahui sejak awal, namun prosesnya sengaja dipanjang-panjangin. Munas berjalan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak