Muncul Kubah Lava Baru di Puncak Gunung Merapi

Munculnya kubah lava baru itu mengakibatkan perubahan morfologi di area puncak Merapi.
Meski demikian, Hanik memastikan kubah lava baru ini masih memiliki potensi bahaya yang rendah karena ukurannya kecil dengan laju pertumbuhan yang sangat lambat.
Apabila mengeluarkan guguran lava atau awan panas, menurut dia, memiliki kemungkinan mengarah ke bukaan kawah atau ke tenggara arah Kali Gendol, akan tetapi jangkauannya diperkirakan tidak sampai ke permukiman warga.
"Kami mencoba mengambil foto drone hari ini (5/2) tapi gagal karena selalu tertutup kabut, namun demikian secara asesmen potensi bahayanya belum signifikan," kata Hanik.
Oleh sebab itu, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas yang bersumber dari Kubah Lava 2021 pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG mencatat volume Kubah Lava 2021 yang sebelumnya mencapai 158.000 meter kubik pada 25 Januari 2021, menurun signifikan menjadi 62.000 meter kubik per 28 Januari 2021.
BPPTKG mendeteksi munculnya satu kubah lava baru di tengah puncak Gunung Merapi. Pertanda apa?
- Aksi Nyata Avoskin Suarakan Hidup Eco Conscious Lewat Trail Run
- Fitur Kantong UMKM Memberi Banyak Kemudahan bagi Pelaku Usaha Yogyakarta
- PT KAI Buka Suara Soal Penolakan Warga Jogja yang Terdampak Penataan Stasiun Lempuyangan
- Warga Terdampak Rencana Modernisasi Stasiun Lempuyangan Ogah Digusur
- Respons Kebijakan Impor AS Yogyakarta Harus Adaptif
- Pemkot Jogja Panen Raya di Tengah Keterbatasan Lahan