Muncul Tiga Klaster Baru Covid-19 di Bandung
jpnn.com, BANDUNG - Wali Kota Bandung, Oded M Danial menyatakan ada tiga klaster baru penyebaran virus corona atau COVID-19 di Kota Bandung setelah adanya 10 orang yang dinyatakan positif.
"Dua hari terakhir kemarin ada 10 orang yang positif itu terdiri klasternya dari pasar, tiga klaster lah, nakes (tenaga kesehatan) terpapar juga, satu lagi ojol (ojek online) atau apa lah, ada tiga klaster," kata Oded di Bandung, Senin.
Saat ini, ia memastikan seluruh pasien klaster baru telah melakukan isolasi mandiri sejak dinyatakan positif COVID-19. Sehingga penyebaran COVID-19 melalui klaster tersebut dapat dicegah sejak dini.
Namun Oded tidak menjelaskan secara rinci lokasi pasar yang menjadi klaster baru COVID-19 tersebut. Ia hanya menyebutkan pasar yang menjadi klaster baru itu dilakukan penutupan seluas satu blok.
"Yang pasar tindakan kita dari gugus tugas, satu blok ditutup," katanya.
Kemudian ia tidak menyebutkan berapa jumlah tenaga kesehatan dan pengendara ojek online yang dinyatakan positif COVID-19. Dia hanya menyebutkan ada 10 orang positif dari tiga klaster tersebut.
Untuk menangani hal tersebut, menurutnya Dinas Kesehatan terus melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang diduga melakukan kontak fisik dengan 10 orang positif COVID-19 tersebut.
Selain itu, ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial menyatakan ada tiga klaster baru penyebaran virus corona atau COVID-19 di Kota Bandung setelah adanya 10 orang yang dinyatakan positif.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya