Mundur dari Hama, Militer Gempur Kota Timur Syria

Korban Berjatuhan, Assad Tak Peduli Tekanan Dunia

Mundur dari Hama, Militer Gempur Kota Timur Syria
Mundur dari Hama, Militer Gempur Kota Timur Syria
DAMASKUS - Tekanan dunia internasional ternyata tak kunjung berhasil melunakkan Presiden Syria Bashar al-Assad. Desakan langsung yang disampaikan Turki, Brazil, India, dan Afrika Selatan (Afsel) agar pemimpin 45 tahun itu menghentikan aksi militer terhadap warga sipil maupun oposisi anti pemerintah tak digubris.

Untuk kali pertama dalam 10 hari terakhir, rezim Assad kemarin (10/8) menarik mundur militer dari Hama, kota di barat laut Syria atau sekitar 195 km utara Damaskus. Kota itu menjadi lokasi utama kebrutalan pasukan pemerintah belakangan ini. Puluhan kendaraan militer, yang masing-masing membawa 40 serdadu Syria, meninggalkan kota berpenduduk sekitar 700 ribu jiwa itu. Dalam perjalanan, para serdadu dalam kendaraan militer itu mendendangkan pujian kepada Assad.

"Dengan seluruh jiwa dan darah, kami siap berkorban untukmu, Bashar (Assad)," seru mereka sambil mengusung bendera Syria. Dengan rasa bangga, tentara meninggalkan Hama. Kota itu mulai kosong karena sebagian warganya mengungsi ke kota lain. Dalam represi selama 10 hari itu, tentara Syria telah menewaskan ratusan warga Hama yang diklaim sebagai "teroris".

Tetapi, seiring berakhirnya misi di Hama, militer Syria justru menggempur Kota Deir el-Zour yang terletak di timur Syria. Dalam hitungan jam, pasukan Assad berhasil mengambil alih kendali atas kota berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut. "Mereka menembaki siapa dan apapun yang bergerak," ujar seorang aktivis oposisi.

DAMASKUS - Tekanan dunia internasional ternyata tak kunjung berhasil melunakkan Presiden Syria Bashar al-Assad. Desakan langsung yang disampaikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News