Munir di Mata Dua Anaknya, 8 Tahun setelah Dibunuh

Munir di Mata Dua Anaknya, 8 Tahun setelah Dibunuh
Munir di Mata Dua Anaknya, 8 Tahun setelah Dibunuh
Apalagi, salah seorang perintis Yayasan Surya Buana dr H Elvin Fajrul adalah sahabat almarhum Munir saat aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Universitas Brawijaya, Malang, dulu. "Ibu juga merasa tenang menitipkan saya di sini karena salah seorang perintisnya adalah sahabat Abah," terangnya.

Kini Alif mengenang sang abah yang dimakamkan di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, tersebut dengan cara yang sangat dewasa: meneladani semangat dan ketegarannya. Kebetulan, bersekolah sekaligus mondok di tempat yang membuatnya hidup terpisah dari ibu dan adik juga sangat membantunya menjadi mandiri.

 Kemandirian serupa juga diperlihatkan sang adik, Diva, yang tinggal bersama sang ibu di Jalan Raya Sidomulyo No 2, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Meski di rumah tersebut dia juga ditemani sang bibi, Hamidah, pelajar kelas V SDN Sidomulyo itu terlatih mengerjakan segala sesuatu sendirian.   

Kepedulian Munir yang tinggi terhadap sesama juga menurun kepada putri bungsunya itu. Di antara teman-temannya, dia dikenal sangat setia kawan. Tak mengherankan, rumahnya hampir selalu ramai oleh kunjungan kawan-kawannya. Seperti ketika Jawa Pos Radar Malang berkunjung kemarin, saat sang ibu harus pergi ke luar kota untuk menghadiri peringatan delapan tahun meninggalnya Munir.

"Abah orang pemberani. Saya juga harus seperti dia," kata penggemar berenang itu.

SOULTAN Alif Allende dan Diva Suki Larasati mengenang sang bapak, Munir Said Thalib, dengan cara meneladani ketegaran serta keberaniannya. Alif bercita-cita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News