Munir

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Munir
Ilustrasi, lukisan berwajah aktivis HAM Munir. Foto: dokumen JPNN.Com

Istri Munir, Suciwati, menjadi aktivis yang tidak kenal lelah menuntut pembongkaran pembunuhan suaminya.

Sebuah tim pencari fakta dibentuk di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tim pencari fakta ini bekerja dengan sangat serius, dan akhirnya menghasilkan sebuah dokumen buku putih yang menjelaskan kronologi pembunuhan Munir.

Dokumen hasil kerja TPF itu sudah lebih dari cukup untuk mengungkap misteri pembunuhan Munir, sekaligus merunut siapa saja yang mungkin terlibat di dalamnya.

Sebuah dokumen rahasia negara yang penting ternyata hilang. Ironis sekali negeri ini.
Dalam momen pergantian kepresidenan dari SBY ke Jokowi, dokumen orang hilang ternyata hilang. Katanya disimpan di laci kepresidenan, tetapi bisa hilang.

Saling tuding, saling tuduh, sampai sekarang tidak terlihat ada niat politik yang serius untuk mengungkapnya.

Ironi negeri ini. Dokumen negara bisa hilang. Buron negara seperti Harun Masiku bisa hilang.

Kalau saja Munir masih hidup, dan ada yang melaporkan hilangnya Harun Masiku ke Kontras, pasti Munir akan bekerja keras membongkarnya.

Munir mendirikan Kontras, tetapi kematiannya sendiri menjadi kontras. Kematiannya tetap misterius sampai sekarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News