Murah yang Membuat Marah
Sabtu, 30 Juli 2011 – 00:30 WIB
Besarnya susut listrik di Madura tersebut sebagian ternyata memang karena struktural. Lima gardu induk (GI) yang ada di Madura semua berada di pantai selatan. Akibatnya, penduduk di sepanjang pantai utara harus dikirimi listrik dari jaringan 20 kv. Kalau di pantai utara dibangun satu atau dua GI, susut itu sudah akan turun sekitar 5 persen sendiri. Jaringan kabel 20 kv yang terlalu panjang memang menjadi salah satu penyebab susutnya daya listrik.
Masih ada yang lebih mendasar. Hampir 100 persen pelanggan listrik di Madura adalah rumah tangga. Pelanggan besar yang dilayani dengan tegangan menengah (TM) hanya 0,9 persen. Kalau saja ada pabrik yang cukup besar di Madura, komposisi pelanggan akan berubah dan susut listrik bisa membaik. "Kalau ada beberapa pabrik yang mampu menyerap listrik 40 MW saja, susut listrik bisa turun lagi 5 persen," ujar Bintoro, manajer APJ Madura. "Atau, kalau satu pabrik semen saja berdiri di Madura, sudah bisa memperbaiki struktur listrik di Madura yang lemah," tambahnya.
Maka, saya akan mengusahakan berdirinya GI di pantai utara Madura. Sekaligus untuk antisipasi siapa tahu para bupati di Madura benar-benar akan mengembangkan kawasan itu sebagai pusat pengembangan ekonomi. Apalagi, PLN sudah memutuskan untuk membangun pembangkit listrik besar di situ yang sekarang tahapnya tender proyek.
Ada agenda lain yang tidak sempat saya lihat di Madura. Yakni, melihat layang-layang Madura. Bulan-bulan ini adalah musim layangan yang paling top di Madura. Ribuan jumlahnya. Besar-besar ukurannya. Menarik desainnya. Dan di waktu malam lebih-lebih lagi menakjubkannya: layang-layang itu berlampu! Ada lampu LED di setiap mainan itu. Betapa banyaknya kerlip lampu di langit. Mengalahkan jumlah bintang yang ada.
He he... ternyata ada juga yang tidak senang dengan diturunkannya biaya penyambungan listrik sekarang ini. Di Blega, Madura, sejumlah orang berdemo
BERITA TERKAIT