Murah yang Membuat Marah
Sabtu, 30 Juli 2011 – 00:30 WIB
Pada musim layang-layang seperti ini, teman-teman PLN Madura pusing kepala. Kian besar layangannya, kian berat pusingnya. Di larut malam, ketika angin sudah surut, banyak layangan yang hinggap ke jaringan listrik. Terjadilah gangguan di mana-mana.
- Apakah Anda menyesal telah menerapkan tarif biaya penyambungan yang murah itu?
Ada ide agar pemda mengeluarkan larangan main layang-layang. Saya tidak setuju dengan ide itu. Kepada teman-teman di Madura, saya anjurkan justru PLN harus mengadakan lomba layang-layang secara besar-besaran. Kalau perlu memperebutkan Piala Dirut PLN! Soal ancaman gangguan listrik, harus dicarikan cara yang lebih cerdas. Dalam lomba itu, bisa saja sekaligus dilombakan bagaimana mendesain layang-layang yang aman bagi listrik. Pasti akan banyak yang menyumbangkan ide itu.
Sebelum meninggalkan Blega, saya bertanya kepada manajer PLN Madura. Anaknya muda, tinggi (185), ganteng, dan bicaranya firm. Lulusan Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro itu pernah dua tahun bertugas di Madura dan kini kembali ke Madura lagi dalam posisi memimpin. Berikut ini dialog saya dengan Bintoro, manajer itu:
- Apakah Anda menyesal telah menerapkan tarif biaya penyambungan yang murah itu?
+ Tentu tidak, Pak.
He he... ternyata ada juga yang tidak senang dengan diturunkannya biaya penyambungan listrik sekarang ini. Di Blega, Madura, sejumlah orang berdemo
BERITA TERKAIT