Mursi Bisa Ikuti Berita
jpnn.com - KAIRO - Pemerintahan interim Mesir, tampaknya, tak mau lama-lama bersitegang dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropanya terkait dengan misteri Muhammad Mursi. Senin malam lalu (29/7), mereka memberikan kesempatan kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton untuk menemui mantan presiden Mesir tersebut.
Ashton yang sedang berkunjung ke Negeri Piramida itu bertemu Mursi di sebuah lokasi rahasia. Sebelum bertolak ke tempat misterius tersebut, perempuan 57 tahun itu lebih dulu bertemu jajaran petinggi pemerintahan sementara. Yakni, Presiden Adly Mansour, Perdana Menteri (PM) Hazem al-Beblawi, dan Menteri Pertahanan Jenderal Abdel-Fattah El Sisi.
Selain kubu pemerintah, diplomat asal Inggris itu bertemu beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin. ''Mursi berada dalam kondisi yang baik,'' kata Ashton dalam jumpa pers Selasa (30/7).
Dia mengaku sempat berbincang lama dengan pengganti Hosni Mubarak tersebut. Mereka berdua juga sempat bertukar pikiran tentang perkembangan politik dalam negeri Mesir.
Seorang sumber mengatakan bahwa pertemuan Mursi dan Ashton baru terjadi kemarin pagi. Tapi, petinggi UE tersebut memang meninggalkan Kota Kairo sejak Senin malam.
Menumpang helikopter militer, perempuan berambut pendek itu enggan menyebutkan lokasi penahanan Mursi. Yang jelas, menurut dia, politikus 61 tahun tersebut selalu mengikuti perkembangan berita Mesir melalui televisi dan surat kabar. (AP/AFP/hep/c17/dos)
KAIRO - Pemerintahan interim Mesir, tampaknya, tak mau lama-lama bersitegang dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropanya terkait dengan misteri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer