Mursi Izinkan Militer Mesir Tangkap Warga Sipil
Selasa, 11 Desember 2012 – 05:15 WIB
Minggu lalu, ratusan demonstran berkumpul di luar istana kepresidenan untuk memprotes rencana referendum. Dalam aksinya, mereka meneriakkan slogan anti-Ikhwanul Muslimin dan menuntut agar Mursi mundur.
"Referendum akan tetap berlangsung pada 15 Desember. Karena itulah, kami ada di sini untuk menolaknya," ujar salah seorang demonstran.
Konstitusi baru tersebut diyakini akan membuka peluang bagi implementasi hukum Islam. Konstitusi tersebut juga diyakini akan membuat hak-hak sipil kian dikesampingkan. Selain itu, UUD baru tersebut diyakini berisi diskriminasi gender dan akan mengembalikan perempuan pada urusan rumah atau keluarga. Kebebasan berekspresi juga diyakini kembali dikekang.
Jubir NSF Khaled Dawoud menyatakan bahwa oposisi akan meningkatkan tekanan supaya Mursi mau menunda referendum. "Juga, memberikan kami waktu lebih banyak untuk mendiskusikan rencangan konstitusi," tandasnya. (AP/BBC/RTR/cak/dwi)
KAIRO - Krisis politik belum benar-benar berlalu di Mesir. Keputusan Presiden Muhammad Mursi mencabut dan membatalkan dekrit 22 November lalu belum
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan