Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali

Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
Fasad Musala Al-Kautsar di tepi Sungai Musi, Jalan Ali Gatmir, Lorong Sungai Buntu, Kelurahan 10 Ilir, Palembang. Foto: Cuci Hati/JPNN.com

Karpet merah menghampar di depan mimbar tersebut. Sejumlah rehal atau meja kecil untuk tempat Al-Qur’an juga tersebar di beberapa titik di dalam musala.

Belakangan memang ada penambahan dari bangunan asli. Hal itu dilakukan karena makin banyak umat Islam yang beribadah di Musala Al-Kautsar.

“Masyarakat di sekitar musala tiap tahunnya bertambah sehingga kanan dan kiri bangunan musala diperluas, " kata Abdullah.

Pada masa Ramadan, Musala Al-Kautsar kian ramai dikunjungi. Pengunjungnya bukan hanya dari wilayah Sumsel atau provinsi lain, melainkan juga dari mancanegara.

“Banyak imam besar asal Yaman yang berkunjung ke musala (Al-Kautsar) karena memang pendiri musala ini merupakan keturunan wali dan perantau dari Arab," kata Abdullah.

Kini banyak peranakan Arab yang tinggal di sekitar musala itu. Musala itu dikelola dari generasi ke generasi oleh keluarga Syekh Abu Bakar dan warga sekitar.

Musala Al-Kautsar yang berdiri di tepi sungai besar dan menghadap perairan terbuka itu selalu terasa sejuk. Ada dua akses menuju Musala Al-Kautsar, yakni dari daratan dan sisi sungai.

Dahulu, banyak nelayan atau pengemudi ketek atau perahu motor yang singgah di musala itu untuk salat Zuhur, Asar, maupun sekadar beristirahat. Terdapat dermaga kecil yang dilengkapi tangga bagi yang mau memasuki musala dari Sungai Musi.

Menurut riwayat, Musala Al-Kautsar didirikan oleh Habib Husein bin Abdullah Alkaff. Ulama berdarah Arab itu mendirikan musala tersebut untuk tujuan dakwah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News