Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali

Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
Fasad Musala Al-Kautsar di tepi Sungai Musi, Jalan Ali Gatmir, Lorong Sungai Buntu, Kelurahan 10 Ilir, Palembang. Foto: Cuci Hati/JPNN.com

Namun, kini jarang ada yang masuk Musala Al Kautsar dari arah sungai sejak Jembatan Musi 4 dioperasikan pada awal 2019. Jembatan sepanjang 1.130 meter itu terlihat jelas dari teras Musala Al-Kautsar.

“Sejak adanya pembangunan jembatan-jembatan penghubung Ulu dan Ilir, kebiasaan nelayan bersinggah ke Musala Al-Kautsar berkurang," ujar Habib Abdullah.

Selain itu, ada aturan khusus di musala tersebut. Hanya laki-laki yang boleh salat di Musala Al-Kautsar.

"Perempuan tidak diperbolehkan salat di dalam musala sesuai dengan syariat Islam,” kata Abdullah. “Kalau di masjid, perempuan boleh salat.”

Abdullah menambahkan Musala Al-Kautsar juga punya keistimewaan. Menurut dia, musala tersebut tidak pernah kebanjiran meski didirikan di sungai besar terpanjang kedua di Sumatra tersebut.

“Hujan sederas apa pun, musala ini alhamdulillah tak pernah kebanjiran. Paling di teras belakang merembes air dan tidak masuk ke dalam musala," imbuh Abdullah.

Meski demikian, Abdullah mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang juga peduli dengan Musala Al-Kautsar yang kini dikenal sebagai lokasi wisata religi.

Bagaimanapun musala itu selalu terbuka kapan pun dan bagi siapa saja.

Menurut riwayat, Musala Al-Kautsar didirikan oleh Habib Husein bin Abdullah Alkaff. Ulama berdarah Arab itu mendirikan musala tersebut untuk tujuan dakwah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News