Musang King Tirto

Oleh Dahlan Iskan

Musang King Tirto
Dahlan Iskan dan Tirto Santoso. Foto: disway.id

Teman Pak Tirto memang banyak. Ia salah satu pengurus FBM --paguyuban antar tokoh agama di Jatim. FBM adalah singkatan dari Forum Beda (tetapi) Mesra. Ia sendiri pimpinan umat Buddha di Surabaya.

Dan lagi untuk apa ia cari uang dengan jualan durian. Pabrik kecap dan bumbu-bumbu masaknya kian tahun kian besar --dengan merek AAA.

Saya pun bergurau dengannya: mestinya sayalah yang berhak pakai merk itu. Sayalah yang punya cucu dengan nama AAA - -Ayrton, Alesi dan Andretti.

Namun Tirto memang sangat hoki dengan merek itu. Apalagi kecap dan bumbu saus tiramnya.

Setelah terbukti Musang King bisa hidup di Indonesia, Tirto punya keinginan ini: membagi bibit Musang King ke petani durian di Trawas. Agar memperoleh nilai tambah yang tinggi.

Cuma saja Tirto tidak sampai hati minta petani durian menebang pohon lamanya. Agar bisa diganti dengan Musang King. ”Selama menunggu Musang King berbuah mereka makan apa?” ujar Tirto.

Ia masih mencari ide untuk bisa melaksanakan niatnya itu. Ia sendiri adalah anggota tim Durian Nusantara. Yang diketuai Prof. Dr. Moh Reza dari IPB.

Misi paguyuban Durian Nusantara adalah untuk menginventarisasi durian-durian unggulan dari seluruh daerah di Indonesia.

Virus corona membelokkan saya ke Trawas, daerah pegunungan di Mojokerto Selatan. Di Trawas itu ada teman yang memiliki kebun durian 10 ha. Namanya Tirto Santoso.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News