Museum Kars Indonesia, Terbesar dan Terlengkap, tapi Sulit Diakses
Sejarah Sungai Bengawan Solo Purba Juga Tersedia
Selasa, 27 November 2012 – 01:01 WIB
Prasetyoningsih adalah satu di antara enam pemandu yang bertugas mendampingi dan memberikan penjelasan kepada para tamu. Mereka juga merangkap tugas sebagai resepsionis di pintu depan museum. Namun, Sabtu siang (24/11) saat Jawa Pos berkunjung, tak banyak yang diterima Prasetyoningsih dan kawan-kawan. Maklum, museum tengah sepi pengunjung.
Meski diresmikan pada 2009, baru dua tahun terakhirlah museum tersebut dibuka untuk umum. Kabarnya, pembangunan museum itu menelan anggaran miliaran rupiah.
Ide mendirikan museum tersebut bermula dari Lokakarya Nasional Pengelolaan Kars di wilayah Wonogiri delapan tahun silam yang diprakarsai Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri ESDM (ketika itu) Purnomo Yusgiantoro meletakkan batu pertama penanda dimulainya pembangunan museum. Para pegawainya, seperti Prasetyoningsih, juga tercatat sebagai karyawan Museum Geologi Bandung, sebuah lembaga yang dikelola Kementerian ESDM.
Gedung museum tersebut bisa dibilang sedap dipandang. Atapnya berbentuk limas berukuran jumbo dengan arsitektur modern. Bila dibandingkan dengan gedung-gedung di Kota Wonogiri, bangunannya bisa dibilang paling cantik. Sebab, bangunan di Wonogiri umumnya berbentuk joglo.
Bangunan cantik, fasilitas oke, sajian pengetahuannya lengkap, gratis pula. Sayang, tak mudah menjangkau Museum Kars Indonesia di Wonogiri. Tak ada
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara