Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia
Sebar Intelijen untuk Kumpulkan Koleksi Satwa Langka
Selasa, 10 April 2012 – 00:10 WIB

LANGKA: Sri Nirmalasari Aco sedang mengamati tengkorak babi rusa di Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (6/4). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Menurut pria kelahiran Buton, 7 April 1971 itu, peta flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga zona. Yaitu, zona Asia, zona Wallacea, dan zona Australasia.
Zona Asia berada di bagian barat, meliputi Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Zona ini juga sering disebut paparan Sunda. Satwa di zona ini memiliki kemiripan atau dipengaruhi oleh satwa di Benua Asia. Misalnya, harimau, badak, orang utan, gajah, dan leopard.
Sebaran yang khas ini terjadi karena ketiga pulau itu pernah menyatu dengan kawasan di Benua Asia lainnya. Pulau-pulau yang menyatu tadi memungkinkan terjadinya migrasi sejumlah satwa. Misalnya, harimau dari kawasan India ke Indonesia.
Sementara itu, zona Australasia terletak di Indonesia bagian timur. Wilayah ini terdiri atas Pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dulu, kata Muzuni, pulau yang bentuknya mirip dengan kepala burung itu menyatu dengan Benua Australia. Tak mengherankan bila terdapat kesamaan satwa dari Pulau Papua dengan Benua Australia. Di antaranya kanguru dan kuskus yang juga banyak ditemukan di Australia.
Penjelajahan ahli biologi asal Inggris Raya Alfred Russel Wallace ke Nusantara pada 1854"1862 melahirkan garis sebaran satwa yang diberi nama
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu