Musim Panas

Oleh: Dahlan Iskan

Musim Panas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Masih harus ditunggu: lahirnya teknologi baterai yang kapasitas besar dengan harga murah. Ketika angin kencang hasil listriknya disimpan. Dipakai ketika lagi tidak ada angin.

Demikian juga solar cell: menunggu baterai itu. Ia menyimpan hasil listrik dari matahari di waktu siang untuk digunakan malam hari.

Tenaga air, Anda sudah tahu: investasinya begitu besar. Lokasinya hampir selalu di pegunungan. Ancaman longsor menghantui investor.

Juga ancaman rusaknya lingkungan: volume air menurun dari tahun ke tahun. Belum lagi pendangkalan sungai dan waduk. Perambahan penduduk.

Semua jenis pembangkit non batu bara belum ada yang bisa menggantikan batu bara –reliability maupun harganya. Pun di kala harga batu bara sudah di atas langit sekarang ini.

Dan, Jepang memilih menghidupkan kembali 14 reaktor nuklirnya. Tidak perlu investasi: barangnya sudah ada.

Tidak perlu bahan bakar: stoknya masih cukup untuk puluhan tahun. Tidak perlu membangun transmisi: semua sudah tersedia.

Atau tetap hemat listrik sampai menderita, sambil terus memberikan utang kepada kita yang suka memboroskannya. (*)


Berita Selanjutnya:
Mendung Tebal

Kita hanya tahu rakyat Jepang itu enak. Makmur. Namun, kita tidak ikut merasakan bagaimana mereka harus sangat hemat listrik.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News