Musim Pohon Kapuk di Canberra Disalahkan sebagai Penyebab Alergi

Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum tentu mendatangkan sakit bagi mereka.
Bulu-bulu kapas berjatuhan dari pohon kapuk tiap tahunnya.
Di sebagian wilayah Canberra dan di sekitar kampus Australian National University (ANU), bulu-bulu kapas yang jatuh bisa sangat tebal dan terlihat seperti salju.
Namun pakar serbuk sari dari ANU, Simon Haberle, mengatakan, bulu kapas itu bukanlah serbuk musim semi.
“Bijinya yang tertiup angin dan anda lihat. Biji itu jatuh dalam bentuk bulu kapas. Kenyataannya, itu bukan serbuk, jadi ini tak berhubungan dengan reaksi alergi,” jelasnya.
Mereka yang memiliki alergi bisa menderita bersin berkepanjangan, mata yang berair, pilek, gatal pada telinga, dan sakit tenggorokan sebagai akibat dari terekspos substansi yang mengganggu, seperti serbuk sari.
Profesor Simon mengatakan, pohon kapuk disalahkan secara tidak adil sebagai penyebab alergi, yang sebenarnya disebabkan serbuk mikroskopik lainnya.
Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya