Musim Pohon Kapuk di Canberra Disalahkan sebagai Penyebab Alergi
Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum tentu mendatangkan sakit bagi mereka.
Bulu-bulu kapas berjatuhan dari pohon kapuk tiap tahunnya.
Di sebagian wilayah Canberra dan di sekitar kampus Australian National University (ANU), bulu-bulu kapas yang jatuh bisa sangat tebal dan terlihat seperti salju.
Namun pakar serbuk sari dari ANU, Simon Haberle, mengatakan, bulu kapas itu bukanlah serbuk musim semi.
“Bijinya yang tertiup angin dan anda lihat. Biji itu jatuh dalam bentuk bulu kapas. Kenyataannya, itu bukan serbuk, jadi ini tak berhubungan dengan reaksi alergi,” jelasnya.
Mereka yang memiliki alergi bisa menderita bersin berkepanjangan, mata yang berair, pilek, gatal pada telinga, dan sakit tenggorokan sebagai akibat dari terekspos substansi yang mengganggu, seperti serbuk sari.
Profesor Simon mengatakan, pohon kapuk disalahkan secara tidak adil sebagai penyebab alergi, yang sebenarnya disebabkan serbuk mikroskopik lainnya.
Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata