Muslim dan Non-Muslim di Australia Rayakan Awal Ramadan dengan Semangat Keterbukaan

Muslim dan Non-Muslim di Australia Rayakan Awal Ramadan dengan Semangat Keterbukaan
Ty Randle, Dr. Diaswati (Asti) Mardiasmo dan putrinya Ariella merayakan Ramadan bersama-sama. (Supplied)

"Saya juga suka Ty karena dia begitu terbuka merayakannya bersamaku. Saya merasa beruntung karena dia siap dan mau menerimanya," kata Asti.

Sebaliknya, katanya, dia pun turut merayakan keyakinan pasangannya itu.

"Kami turut merayakan Paskah, Ramadan, Idul Fitri, dan Natal bersama-sama. Jadi ada rada adil tanpa membuat siapa pun merasa bahwa keyakinan mereka lebih penting," kata Asti.

"Kita semua adalah manusia yang saling berhubungan satu sama lain," tambahnya.

Bulan untuk mengingat pentingnya kasih sayang

Beberapa warga Muslim di Australia juga merayakan Ramadan dengan orang-orang yang mereka anggap keluarga, meski tidak memiliki hubungan darah.

Salah satunya, Nurul, ketua Sydney Queer Muslim, sebuah organisasi yang menyatukan warga Muslim dari komunitas LGBTQ.

Setiap Ramadan, organisasi ini mengadakan acara berbuka puasa untuk anggotanya.

“Terlepas dari aspek spiritual, Ramadan merupakan salah satu bulan di mana acara kumpul-kumpul keluarga paling banyak terjadi," ujarnya.

Bagi sejumlah Muslim di Australia, Ramadan adalah perayaan yang tidak hanya dirayakan dengan sesama mereka saja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News