Muslim dan Non-Muslim di Australia Rayakan Awal Ramadan dengan Semangat Keterbukaan

Muslim dan Non-Muslim di Australia Rayakan Awal Ramadan dengan Semangat Keterbukaan
Ty Randle, Dr. Diaswati (Asti) Mardiasmo dan putrinya Ariella merayakan Ramadan bersama-sama. (Supplied)

"Bagi mereka yang sudah tidak diakui lagi oleh keluarganya,  hal ini menjadi saat yang sangat menyakitkan," kata Nurul.

Kegiatan Ramadan mereka terbuka untuk warga non-Muslim yang berperan besar mendukung Muslim queer.

"Hal ini menimbulkan rasa memiliki, yang merupakan kebutuhan dasar manusia karena mereka telah ditolak oleh keluarganya," ujarnya.

Nurul bersyukur dengan adanya pelonggaran pembatasan COVID-19 karena mereka bisa terhubung sekaligus aman dari COVID.

“Bagi kita yang masih percaya adanya tuhan, kita berpuasa karena itu salah satu dari lima rukun Islam," kata Nurul.

"Orang perlu menyadari bahwa menjadi queer hanyalah salah satu dari banyak aspek keberadaan kita," katanya.

Keluarga lintas keyakinan

Adalyah Swann, siswi kelas 11, tinggal bersama ibu dan ayah tirinya di Brisbane.

Dia dibesarkan dalam keluarga yang anggotanya memeluk agama yang berbeda-beda.

Bagi sejumlah Muslim di Australia, Ramadan adalah perayaan yang tidak hanya dirayakan dengan sesama mereka saja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News