Muslim Uighur di Australia Bersorak Mendengar Tudingan Keras Amerika kepada Tiongkok
Pemerintah Australia sebelumnya telah melontarkan kecaman atas perlakuan Tiongkok terhadap warga Uighur, dan bersama negara lain di Dewan HAM PBB, termasuk Inggris, Kanada dan Jerman, menyerukan Tiongkok untuk segera mengakhiri penahanan terhadap etnis minoritas.
External Link: Tweet UighurNamun, sejauh ini Australia tidak menyebut tindakan Tiongkok tersebut sebagai genosida.
Seorang juru bicara Menlu Australia kepada ABC menyatakan pandangan Australia tentang pelanggaran HAM di Xinjiang "sudah sangat jelas".
"Kami secara konsisten menyoroti laporan penahanan semena-mena, pembatasan kebebasan agama atau keyakinan, pengawasan dan kerja paksa, baik secara bilateral dengan Tiongkok maupun di PBB," kata juru bicara itu.
"Australia menyerukan kepada para pengamat internasional, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet, agar diberi akses luas ke Xinjiang secepatnya," tambahnya.
Warga Uighur lainnya, Alim Osman, yang kini tinggal di Melbourne menyatakan sudah bertahun-tahun lamanya ia tidak mendengar kabar dari saudara-saudaranya di Xinjiang.
Alim menjelaskan saudara-saudaranya itu mulai meninggalkan obrolan grup keluarga satu per satu, dan sekarang dia hanya dapat menghubungi kakak laki-lakinya.
Muslim Uighur di Australia menyambut gembira dan menyatakan lega setelah Pemerintah Amerika Serikat merilis pernyataan resmi yang menuduh China telah melakukan genosida terhadap umat Islam dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara