Mutiara Kecil di Pedalaman

Mutiara Kecil di Pedalaman
Prisia Nasution (kiri) bersama dengan anak rimba saat menjawab pertanyaan wartawan usai press screening film Sokola Rimba di Epicentrum, Jakarta, Selasa (12/11). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos/JPNN.com

“Mereka cukup cerdas dengan spontan. Bahkan ketika saya menyusun adegan saya juga memanfaatkan cerita-cerita mereka untuk dijadikan sebuah skenario, dan ini pengalaman mereka,” terang Riri yang tiga kali melakukan observasi ke lingkuang tersebut.

Di mata kedua film maker ini, Sokolah Rimba memang memiliki keunikan cerita tersendiri. Bahkan dalam menjalani syuting, banyak hal menarik mereka dapat. Salah satunya urusan landscape atau pun lokasi. Mereka menyuguhkan secara utuh kehidupan alam tanpa membangun ulang lokasi syuting.

“Lokasi itu bicara tentang otensitas, ketika kita memfilmkan sebuah film kita berusaha menyuguhkan lokasi yang real, bukan kita pilih di bogor atau membangun ulang,” ceritanya.

Hanya saja dalam cerita tersebut, Riri dan Mira Lesmana tidak banyak menyuguhkan konflik yang dihadapi para masyarakat pedalaman dengan masyarakat pendatang yang kehidupanya terusik saat hutan dan lingkungan mereka di jadikan sebuah industri.

“Karena tidak semua tentang konflik, film ini bercerita tentang kebiasaan hidup orang rimba dan ini pilihan gadis muda yang ingin mengabdikan hidupnya bersama mereka,” tegasnya. (ash)

KECINTAAN Mira Lesmana dan Riri Reza dalam membuat film berdasarkan kisah hidup mengantarkannya kembali membuat film Sokola Rimba. Mengambil setting


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News