Mutiara Samudera Hindia Ternoda Konflik SARA
Senin, 12 Maret 2018 – 06:12 WIB
Tentara dan polisi Sri Lanka berjaga di depan sebuah masjid pasca insiden kekerasan antimuslim di Distrik Kandy. Foto: ucanews.com
jpnn.com - Kekerasan antimuslim pekan lalu bukan yang pertama terjadi di Sri Lanka. Konflik sektarian, berbasis etnis hingga agama, sudah begitu lama terjadi di negara berjuluk Mutiara Samudera Hindia. Konflik yang sudah sama tuanya dengan sejarah. (sha/c10/dos)
Abad Ketiga SM: Penduduk Tamil bermigrasi dari India ke Ceylon (Sri Lanka)
1505 : Portugis tiba di Kolombo. Eropa mulai tertarik menduduki Ceylon.
1833 : Seluruh wilayah Ceylon dikuasai pemerintah Inggris.
1948 : Ceylon merdeka.
1949 : Pekerja perkebunan Tamil di Ceylon kehilangan hak-haknya. Gelombang nasionalisme Sinhala dimulai dan warga Tamil diasingkan.
1972 : Ceylon berganti nama menjadi Sri Lanka.
Kekerasan antimuslim pekan lalu bukan yang pertama terjadi di Sri Lanka. Konflik SARA sudah begitu lama terjadi di negara berjuluk Mutiara Samudera Hindia
BERITA TERKAIT
- Listrik Biarpet, Pak Menteri Salahkan Monyet
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- UBL dan Sri Lanka Kolaborasi Wujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
- Putu Rudana Minta KBRI di Sri Lanka Fasilitasi Pemulangan PMI Asal Bali Korban TPPO
- Terima Kunjungan Dubes Sri Langka untuk Indonesia, Begini Harapan Menaker Ida Fauziyah
- Harga BBM Naik, DPR Serukan Jaga Ketahanan Energi, Agar Tak Seperti Sri Lanka