Mutiara Samudera Hindia Ternoda Konflik SARA
1976 : Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) dibentuk untuk memperjuangkan hak-hak warga Tamil.
1983 : Perang sipil antara penduduk Tamil dan Sinhala dimulai.
2002 : MOU perdamaian ditandatangani.
2005 : Perang kembali pecah.
2009 : LTTE akhirnya dikalahkan dan perang berakhir. Sebanyak 70–80 ribu orang tewas selama perang sipil. Sebanyak 500 korban di antara mereka adalah anak-anak.
2012 : Serangan umat Buddha Sinhala ke penduduk muslim terjadi beberapa kali. Gerakan antimuslim digulirkan.
Juni 2014 : Kelompok Buddha Sinhala menyerang properti milik warga muslim di Aluthgama, Beruwala, dan Dharga (semua di Distrik Kalutara). Empat orang tewas dan 80 lainnya terluka. Ratusan rumah hancur. Sekitar 8 ribu umat muslim dan 2 ribu warga Buddha Sinhala telantar. Bodu Bala Sena (BBS) dituding sebagai dalang.
2017 : Pemimpin BBS mendorong para pendukungnya agar melakukan kampanye antimuslim lagi. Pembakaran properti umat muslim kembali terjadi di Kahawatte. Sekitar 19 orang ditangkap.
Kekerasan antimuslim pekan lalu bukan yang pertama terjadi di Sri Lanka. Konflik SARA sudah begitu lama terjadi di negara berjuluk Mutiara Samudera Hindia
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- UBL dan Sri Lanka Kolaborasi Wujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
- Putu Rudana Minta KBRI di Sri Lanka Fasilitasi Pemulangan PMI Asal Bali Korban TPPO
- Terima Kunjungan Dubes Sri Langka untuk Indonesia, Begini Harapan Menaker Ida Fauziyah
- Harga BBM Naik, DPR Serukan Jaga Ketahanan Energi, Agar Tak Seperti Sri Lanka
- Indonesia Kembali Beri Bantuan kepada Korban Kebangkrutan Sri Lanka