Myanmar Bakal Tampung Rohingya di Kamp Repatriasi
jpnn.com, DHAKA - Jadwal repatriasi alias pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar tinggal hitungan hari. Namun, masalah yang belum terselesaikan masih banyak.
Mulai kerelaan warga untuk dipulangkan, proses verifikasi yang rumit, hingga ketakutan akan kebengisan militer Myanmar yang bakal terulang.
Hari ini, Senin (15/1) tim gabungan Myanmar-Bangladesh bertemu di Naypyitaw untuk membahasnya. Tim tersebut terdiri atas para perwakilan pegawai pemerintah yang ditunjuk dua negara.
Itu kali pertama mereka akan bertemu. Dua pejabat senior Bangladesh yang terlibat dalam pertemuan tersebut mengakui, masih banyak hal yang harus diselesaikan. Sejauh ini, mereka belum mengetahui kapan repratiasi gelombang pertama direalisasikan.
Salah satu masalah terbesar adalah proses verifikasi. Banyak pengungsi Rohingya yang tidak memiliki dokumenm karena rumah-rumah mereka dibakar. Mereka tiba di Bangladesh tanpa membawa apa pun.
Mereka kemungkinan akan diberi kelonggaran. Mereka yang tidak mengantongi berkas apa pun akan diwawancarai petugas. Diminta menyebutkan nama jalan serta tempat-tempat di desa yang mereka tinggali dulu.
Tapi, pemerintah Myanmar tetap boleh menolak siapa pun yang dianggap tidak layak verifikasi.
”Pemulangan ini akan kacau dan kompleks,” ujar Shahidul Haque, pejabat Kementerian Luar Negeri Bangladesh yang memimpin delegasi ke Myanmar, seperti dilansir Reuters.
Jadwal repatriasi alias pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar tinggal hitungan hari. Namun, masalah yang belum terselesaikan masih banyak
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- 51 Pengungsi Rohingya Sudah Tiba di Langkat
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Rohingya, Mencari Tempat Berlindung
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand