Myanmar dan Bangladesh Sepakat Soal Pengungsi Rohingya
jpnn.com, MYANMAR - Pengungsi Rohingya di Bangladesh akhirnya punya peluang kembali ke Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Pemerintah kedua negara telah menyepakati kerja sama terkait pengembalian mereka.
Pemerintah Myanmar mengumumkan tercapainya kesepakatan tersebut, Kamis (23/11). Sayangnya, belum ada penjelasan detail mengenai isi kesepakatan.
"Kami siap menerima mereka kembali setelah Bangladesh mengembalikan formulirnya ke kami," ujar pejabat Kementerian Imigrasi Myanmar, Myint Kyaing, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (23/11).
Formulir yang dimaksudnya adalah formulir pendaftaran yang harus diisi setiap pengungsi Rohingya dengan data pribadi masing-masing.
Sayangnya, kemungkinan besar tak semua pengungsi bisa kembali. Pekan lalu, pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan bahwa jumlah pengungsi yang diusulkan Bangladesh tidak masuk akal.
Bangladesh sendiri mengusahakan repatriasi bagi pengungsi Myanmar lantaran sudah tidak sanggup lagi menampung mereka.
Sekitar 620 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus lalu. Mereka menghindari persekusi yang dilakukan militer dan penduduk sipil Myanmar di Rakhine.
Masyarakat internasional beramai-ramai mengutuk apa yang terjadi di Negara Bagian Rakhine tersebut. Bahkan, Amerika Serikat menyebut apa yang terjadi sebagai upaya terang-terangan untuk menghabisi etnis Rohingya. Pemerintah Myanmar pun ditekan untuk bertindak.
Sekitar 620 ribu pengungsi Rohingya di Bangladesh akhirnya punya peluang untuk pulang ke rumah
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Bangladesh Mengundurkan Diri
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- Bea Cukai Kawal Ekspor Perdana 36 Ton Biji Pinang Belah Asal Jambi ke Bangladesh
- 51 Pengungsi Rohingya Sudah Tiba di Langkat
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan