Myanmar Makin Kacau, Tingkat Kematian Mengerikan, Jokowi Cs Jangan Sibuk Main Golf Dong!
Kelompok itu telah mencatat hampir 15.000 insiden kekerasan, termasuk bentrokan bersenjata dan serangan udara, dalam 22 bulan sejak kudeta.
Warga sipil Myanmar sampai sekarang masih terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah hasil kudeta. Namun, risiko yang harus mereka tanggung terus membesar.
Pada akhir Oktober lalu, seorang guru matematika yang aktif menentang rezim ditangkap di Magway Tengah.
Sehari kemudian, sekolah tempatnya mengajar dibakar dan kepala pria bernama Saw Tun Moe itu ditemukan tertancap di gerbang depan.
Guru matematika berusia 46 tahun itu adalah seorang kritikus vokal terhadap militer Myanmar.
Dia mengajar di sekolah yang dioperasikan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) – sebuah pemerintahan yang didirikan oleh para pemimpin etnis, aktivis dan politisi untuk menentang militer.
“Dia sadar dia bisa berakhir seperti ini jika jatuh ke tangan junta,” salah satu rekan Saw Tun Moe mengatakan kepada surat kabar Irrawaddy.
“Bahkan saat itu, dia mengambil risiko dan memilih untuk mengajar di sekolah NUG.”
Tingkat kematian akibat kekerasan politik di Myanmar hampir mendekati invasi Rusia ke Ukraina. Jokowi Cs dituntut tegas
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan