Myanmar Makin Kacau, Tingkat Kematian Mengerikan, Jokowi Cs Jangan Sibuk Main Golf Dong!
Terpojok, militer akhirnya membentuk milisi sipilnya sendiri, yang disebut Phyu Saw Htee, dan meluncurkan operasi pembakaran rumah-rumah dan desa-desa sebagai upaya membasmi kekuatan perlawanan.
Konflik ini menyebabkan penderitaan yang tak terkira, juga memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Terlepas dari situasi di lapangan, komunitas internasional sejauh ini belum melibatkan NUG dalam diskusi tentang masa depan Myanmar. dengan mengandalkan yang bergabung dengan Myanmar pada tahun 1997, untuk mengatasi krisis tersebut.
ASEAN, di bawah keketuaan Kamboja, bahkan menghindari keterlibatan resmi dengan NUG, meskipun tahun lalu telah menyetujui “rencana perdamaian” yang menyerukan untuk memfasilitasi dialog konstruktif di Myanmar.
Terkait KTT ASEAN yang dimulai hari ini, Jumat (11/11), penggiat hak asasi manusia mengharapkan adanya langkah konkret dan tegas terhadap Myanmar.
"Halo? Apakah Anda cuma bisa bermain golf dan membuat pernyataan?" tanya Debbie Stothard, pendiri ALTSEAN, sebuah kelompok hak asasi manusia.
“Krisis di Myanmar merupakan salah satu ancaman serius terhadap stabilitas ekonomi dan kawasan, terutama keamanan manusia dan keamanan ekonomi di kawasan.
Namun ASEAN bahkan tidak melakukan sepersepuluh dari apa yang dilakukan Uni Eropa dalam menanggapi krisis Ukraina.”
Tingkat kematian akibat kekerasan politik di Myanmar hampir mendekati invasi Rusia ke Ukraina. Jokowi Cs dituntut tegas
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan