Myanmar Makin Panas, 300 Orang Ditahan, Polisi dan Demonstran Beringas
jpnn.com, MYANMAR - Pendukung Aung San Suu Kyi melanjutkan aksi protes melawan kudeta Militer Myanmar, pada Jumat 12 Februari 2021 kemarin.
Sekitar 300 orang telah ditangkap sejak kudeta berlangsung, dan tiga orang terluka selama gelombang protes muncul.
Penyelidik PBB untuk Myanmar menyatakan aparat keamanan menggunakan amunisi untuk melawan pengunjuk rasa.
Upaya itu disebut melanggar hukum internasional. Temuan itu disampaikan dalam sesi khusus bersama Dewan HAM di Jenewa.
Selain itu, terdapat 350 orang ditangkap sejak Februari, dan tiga orang terluka. Di antara yang ditangkap antara lain sejumlah aktivis dan biarawan.
Pelapor khusus PBB Thomas Andrew meminta akan Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan untuk menerapkan sanksi dan embargo.
Sedangkan utusan Myanmar untuk PBB, Myint Thu, menyampaikan jika pihaknya tak ingin "menghentikan proses transisi demokrasi" dan ingin tetap bekerjasama dengan pihak internasional.
Diketahui, pengunjuk rasa tetap melakukan aksi protes damai pada Jumat, 12 Februari, meski militer Myanmar mengeluarkan larangan berkerumun.
Rekaman milik Radio Free Asia menunjukkan polisi Myanmar menyeret demonstran dan memukulnya di bagian kepala.
- Indonesia Pimpin ASEAN, Fadli Zon Punya Saran soal Upaya Akhiri Kekerasan di Myanmar
- Militer Myanmar Tak Sengaja Mengebom India, Satu Desa Nyaris Jadi Korban
- DK PBB Desak Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
- ILO Desak Militer Myanmar Segera Bebaskan Thet Hnin Aung
- Jokowi dan Myanmar
- Junta Myanmar Dipastikan Absen dari KTT ASEAN