N7W Ogah Dituduh Palak Pemerintah
Kementerian Rilis Bukti Permintaan Setoran
Sabtu, 05 November 2011 – 06:04 WIB
Biaya paling mahal adalah produksi even tersebut karena berkisar antara USD 25 - 30 juta (sekitar 300 miliar) untuk indoor, dan outdoor menembus angka USD 40 - 45 juta atau sekitar Rp 450 miliar saat itu.
Nah, perasaan di palak oleh yayasan milik Mark Weber itu muncul pada surat tertanggal 6 Desember 2010. Di surat yang ditandatangani Jean Paul dengan status direktur, dia lantas menyebut Indonesia sudah terpilih jadi host. Bahkan, pemerintah ditodong untuk membayar USD 10 juta atau sekitar Rp 100 juta hanya untuk license fee. "Padahal, sebelumnya license fee hanya USD 7 juta," kata Sapta.
Biaya license fee itu, katanya digunakan untuk sarana promosi Komodo. Kalau tidak membayar license, maka setiap promosi hewan tersebut dilarang mencantumkan embel-embel N7W. Sesuai yang disebutkan Jean Paul dalam suratnya, uang Rp 100 miliar itu boleh untuk promosi nasional, merk, dan reputasi di dunia.
Nah, pemerintah mundur karena tidak mampu membayar uang sebanyak itu. Apalagi, dengan anggaran untuk produksi even bisa-bisa minimal biaya yang harus disiapkan mencapai Rp 500 miliar. Disamping itu, dia merasa proses lelang belum jalan dan tiba-tiba Indonesia ditentukan sebagai pemenang.
JAKARTA - Kisruh keikutsertaan Komodo di ajang New 7 Wonder (N7W) karangan Bernard Weber makin meruncing. Kemarin (4/11), Jusuf Kalla (JK) selaku
BERITA TERKAIT
- Kementerian LH Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025