Nadal Kembali ke Puncak Kekuasaan
Jumat, 08 November 2013 – 06:24 WIB
Tapi, dia baru bisa benar-benar di puncak saat lolos ke final Tiongkok Terbuka pada September lalu. Meskipun kalah melawan Djokovic, Nadal justru menjadi yang terbaik di antara petenis dunia. "Ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam karir saya. Comeback menjadi nomor satu setelah tiga musim. Ini sesuatu yang sulit di olahraga seperti ini. Apalagi saya sempat cedera panjang," katanya.
Baca Juga:
Dari tiga grand slam tahun ini, dua di antaranya direbut Nadal. Yakni Amerika Serikat (AS) Terbuka dan Prancis Terbuka. Satu-satunya gelar yang lolos adalah Wimbledon di mana dia terpeleset di babak awal. Tapi, dia membayarnya dengan memenangi lima gelar ATP World Tour Masters 1000 dan tak terkalahkan di hard courts (26-0) hingga kalah oleh Djokovic di final Tiongkok Terbuka.
Nadal sejatinya tak kepikiran menjadi nomor satu. Tapi, setelah memenangi AS Terbuka, gairah di dalam diri petenis 27 tahun itu pun menyeruak. "Setelah memenangi itu semua, saya merasakan bahwa aku harus berada di sana," katanya.
"Tapi pada saat yang sama saya juga merasakan kegagalan. Saya gagal total di Australia, Miami, Wimbledon. Dan banyak kegagalan-kegagalan. Ini adalah upaya luar biasa karena saya berhadapan dengan pesaing yang luar biasa. Itulah yang membuat peringkat satu ini sangat sangat spesial," katanya. (aga)
LONDON - Setahun lalu, tak bisa membayangkan Rafael Nadal bisa kembali menjadi petenis top dunia. Bergulat dengan cedera lutut parah, banyak yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kota Impian Wahana Menantang Petrokimia di Final Kejurnas Voli U-16 2025
- Absen di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025, DMX Punya Peluang Tampil di SEA Games
- Perbasi Pantau Zane Adnan dan Gavin Ibrahim di Amerika Serikat untuk SEA Games 2025
- Begini Kesan Patrick Kluivert Setelah Menyaksikan Pertandingan Liga 1
- MotoGP 2025, Yamaha Siap Gas Pakai Mesin V4
- Buka Kejuaraan Voli Piala Gubernur Jateng, Nana Sudjana: Semoga Muncul Bibit Atlet