Nadiem Sebut Kurikulum Merdeka Hanya sebagai Opsi Pembelajaran
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka secara daring pada Jumat (11/2) untuk mengatasi krisis pembelajaran.
Krisis pembelajaran ini berlangsung sejak lama dan diperparah oleh pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.
''Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus makin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif,” ucap Nadiem.
Mas Nadiem, sapaan akrab Nadiem Anwar Makarim, menyebut beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum ini lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena tidak ada program peminatan di SMA.
Lalu, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Sementara itu, guru akan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah berwenang mengembangkan dan mengelola kurikulum serta pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk mengatasi krisis pembelajaran
- Mendikdasmen Belanja Masalah, Seluruh Guru di Indonesia Wajib Tahu, Ada soal Sertifikasi
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Pesan Prabowo soal Kurikulum Merdeka, Alon-Alon
- Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah