Napas Panjang 90 Hari
Oleh Dahlan Iskan
Di Amerika, Partai Republik kalah. Dalam Pemilu sela. Bulan lalu. DPR kini dikuasai Partai Demokrat.
Di Tiongkok juga muncul kesadaran baru. Berakar dari sejarah Tiongkok kuno: mengalah untuk menang.
Bahkan filsafat Deng Xiaoping dimunculkan kembali. Agar Tiongkok jangan terlalu menepuk dada dulu. “Sembunyikan kekuatanmu. Pupuk kemampuanmu”.
Di Taiwan juga ada perubahan: Partai yang ingin Taiwan merdeka kalah. Dalam pemilu bulan lalu. Yang pro-Tiongkok menang.
Daerah-daerah di Taiwan pun mulai bikin rencana sendiri: mempererat hubungan. Antara satu daerah di Taiwan dengan satu daerah di Tiongkok. Tanpa membicarakannya dengan pemerintah pusat di Taipei. Yang presidennya masih yang pro-merdeka.
Tiongkok kelihatannya juga berubah: tidak akan memaksakan merebut Taiwan tahun 2025. Masih perlu “memupuk kemampuan” lebih lama.
Mungkin sampai memiliki lima kapal induk dulu. Yang sekarang baru punya dua. Tiongkok tidak akan kesusu. Toh situasi di Taiwan juga sudah berubah.
Kita, yang menonton perang dagang itu sambil berdebar, bisa menarik napas panjang. Selama 90 hari.(***)
Amerika dan Tiongkok yang terlibat perang dagang melakukan gencatan senjata selama 90 hari. Juru runding kedua negara akan bertemu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi