Nagoro, Desa Jepang Berpenduduk 350 Boneka dan 27 Manusia
Boneka-boneka itu menjadi saksi bisu atas kesepian mendalam yang dirasakan Ayano. Ayano membuat boneka yang merepresentasikan keluarga, tetangga, dan warga setempat yang sudah meninggal. Jumlahnya melebihi penduduk asli yang tinggal di sana.
Hingga sekarang, total ada 350 boneka yang dibuat. Mereka juga didandani sedemikian rupa agar mirip dengan aslinya sehingga seolah-olah Ayano dapat "menyapa" warga lagi.
Bahkan, Ayano juga meletakkan boneka-boneka buatannya di sebuah gedung sekolah yang kosong. Di dalam ruangan kelas itu mencerminkan suasana belajar-mengajar antara murid dan guru. Bangunan yang telah ditinggalkan tersebut kini jadi museum.
Sebelum boneka-boneka itu ada, Nagoro hanyalah sebuah desa biasa yang tidak dipandang orang. Fritz Schumann, seorang pembuat film asal Jerman, berkunjung ke Nagoro dan membuat film dokumenter pendek pada 2014. Film Valley of Dolls yang menceritakan karya Ayano tersebut akhirnya menarik perhatian dunia.
Keunikan Desa Nagoro menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Lebih dari 3.000 turis asing mengunjungi nagoro per tahun. "Saya tidak pernah menyangka bahwa orang-orang dari seluruh penjuru dunia akan datang ke desa terpencil seperti ini," ucap Ayano sebagaimana dikutip CNN. (*/c22/dos)
Tak ada kemeriahan tatkala sebuah desa tak lagi ditinggali banyak orang. Segala upaya pun dilakukan agar tetap ada kehidupan. Contohnya di Nagoro, Jepang
Redaktur & Reporter : Adil
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Eddy-Riezky Komitmen Hapus Pungli dan Hadirkan 'Satu Desa 5 Sarjana' di Sumsel
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Mendes Yandri Dorong Kolaborasi Pemda dan Pemdes untuk Kemajuan Desa Mandiri
- Jalankan Arahan Presiden Prabowo, Mendes Yandri Pilih Bermalam di Desa Margorejo