Nah Lho, Rusia Balik Tuding Inggris di Balik Racun Novichok
jpnn.com, LONDON - Pemerintah Rusia berusaha mencari kambing hitam. Mereka menuduh negara-negara lain sebagai sumber Novichok, racun saraf yang diduga dipakai untuk menyerang Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa (UE) Vladimir Chizhov malah mengindikasikan bahwa racun itu berasal dari salah satu laboratorium penelitian milik pemerintah Inggris, Porton Down.
Saat diwawancarai dalam acara The Andrew Marr Show, Chizhov menyatakan, dibutuhkan sampel untuk menentukan jenis racun. Sampel tersebut bisa didapatkan di beberapa laboratorium.
”Seperti yang kita tahu, Porton Down adalah fasilitas militer terbesar di Inggris dan mereka telah berkutat dengan penelitian senjata kimia. Jarak lab itu hanya 12,8 kilometer dari Salisbury,” ujar Chizhov saat ditanya tentang bagaimana racun Novichok bisa sampai di Salisbury, tempat Skripal dan putrinya tak sadarkan diri Minggu (4/3).
Namun, ketika didesak apakah dia menuding Porton Down sebagai dalang di balik kasus tersebut, Chizhov memilih tidak menjawab langsung.
Dia mengakui bahwa Skripal memang dianggap sebagai pengkhianat. Namun, Rusia tidak memiliki kaitan dengan serangan terhadap mantan agen ganda tersebut.
Dia juga mengklaim bahwa Negeri Beruang Merah itu tidak memiliki simpanan racun mematikan.
Porton Down memang yang mengidentifikasi bahwa Novichok adalah zat untuk menyikat Skripal. Berdasar paparan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May kepada anggota parlemen, Novichok adalah racun saraf yang digunakan di militer. Racun itu dikembangkan di Uni Soviet sebelum wilayah tersebut terpecah.
Rusia balik menuding Inggris sebaga sumber racun Novichok yang dipakai untuk menyerang Sergei Skripal
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Mendaki Secara Ilegal, Bule Rusia Jatuh di Gunung Rinjani, Pendaki Jakarta Belum Ditemukan
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia