Nah, Profesor Politik Sebut Sistem Pemilu Indonesia Bikin Muntah
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ramlan Surbakti mengatakan, sistem pemilu di Indonesia saat ini harus ditata lagi karena mendapat sorotan internasional. Bahkan, ada empat hal dalam sistem pemilu di Indonesia yang menjadi sorotan dunia sehingga menorehkan reputasi negatif.
Pertama, sorotan internasional terhadap sistem pemilu di Indonesia karena paling kompleks di dunia. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jumlah calon yang harus dipilih dalam pemilu.
"Pemilu 2014, saya bingung harus memilih, karena saya banyak tidak kenal calon. Padahal pilih orang kita pertimbangkan semua alternatif. Ini kompeks sekali," kata Ramlan dalam seminar bertajuk Rekonstruksi Sistem Pemilu di Indonesia Menyongsong Pemilu Nasional Serentak yang diadakan Fraksi PPP DPR, di Gedung Nusantara I, Kamis (29/9).
Kedua, pemilu Indonesia paling besar di dunia. Penyelenggaraannya yang dalam satu hari mengalahkan India yang merupakan negara demokrasi terbesar di dunia.
Apalagi pada Pemilu 2019 nanti, dalam sehari lebih besar lagi pelaksanaanya karena pemilihan legislatif dan presiden digelar bersamaan. "Pemilih juga akan muntah, penyelenggara juga hadapi persoalan," ulas Ramlan.
Ketiga, Indonesia punya prosedur rekapitulasi paling panjang di dunia. Untuk DPR ada lima tingkat, ditambah DPRD provinsi dan kabupaten kota.
Konsekuensinya, selain memakan waktu, juga berpotensi terjadi manipulasi dalam setiap tahapan penghitungan. Praktiknya, banyak kasus penyimpangan yang terjadi.
Terakhir, KPU di Indonesia tiada duanya di dunia. Di negara lain, kata guru besar ilmu politik di Universitas Airlanggga (Unair) itu, anggota KPU hanya datang ke kantor untuk membuat keputusan, peraturan dan kebijakan. Sedangkan persoalan teknis dikerjakan oleh sekretariat jenderal.
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ramlan Surbakti mengatakan, sistem pemilu di Indonesia saat ini harus ditata lagi karena
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia: Isran Noor-Hadi 52.9%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 38,4%
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Percaya Diri Didukung Jokowi, Ridwan Kamil Yakin Bakal Menang
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Asosiasi Lembaga Survei Presisi Sambut Poltracking Indonesia jadi Anggota Baru