Nahel Dibunuh, Prancis Rusuh

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Nahel Dibunuh, Prancis Rusuh
Suasana unjuk rasa diwarnai kerusuhan di wilayah Nanterre, pinggiran Paris, Prancis. Demo meluas di Prancis setelah polisi menembak mati remaja bernama Nahel M. Foto: Aurelien Morissard/AP Photo

Polisi menahan 667 orang. Juru bicara polisi juga mengonfirmasi bahwa 200 petugas terluka.

Nahel adalah seorang anak tunggal yang dibesarkan oleh ibunya. Dia bekerja sebagai supir untuk jasa pengiriman makanan dan dia juga bermain dalam liga rugby.

Sebagaimana anak remaja imigran seusianya, Nahel mengalami pendidikan yang kacau. Dia terdaftar di sebuah perguruan tinggi di Suresnes, tidak jauh dari tempat tinggalnya, untuk menjadi ahli kelistrikan.?

Mereka yang mengenal Nahel menyebutnya sangat dicintai di Nanterre, tempat dia tinggal bersama ibunya, Mounia. Tampaknya Nahel tidak pernah mengenal ayahnya.??

Nahel suka membolos. Catatan kehadirannya di perguruan tinggi buruk.

Memang dia tidak memiliki catatan kriminal, tetapi dikenal oleh polisi karena sering menyetir secara ugal-ugalan.? Tetangga mengatakan Nahel menyayangi ibunya sebagai orang tua tunggal.

Nahel selalu mencium ibunya ditambah kata-kata "Aku mencintaimu, Bu" sebelum dia pergi bekerja. ???Selasa pagi (27/06) menjadi harinya yang terakhir.

Ibunya mendengar kabar Nahel ditembak oleh polisi karena melanggar aturan lalu lintas. Anakku melanggar aturan lalu lintas, tapi bukan berarti Anda diizinkan untuk membunuhnya. Begitu tangis histeris ibunya.

Prancis dilanda kerusuhan yang dipicu tindakan polisi menembak remaja bernama Nahel M. Perbuatan itu duduga memuat sikap rasisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News