Naik 20 Persen, Tiket KA Tetap Ludes
PT KA Siapkan 26 Kereta Ekstra Lebaran
Kamis, 21 Juli 2011 – 07:52 WIB
JAKARTA -- Harga tiket kereta api (KA) lebaran tahun ini diketahui lebih mahal jika dibanding harga lebaran tahun lalu. Namun, masyarakat tetap antusias memborong tiket yang diantaranya telah menembus harga Rp 650.000 itu. PT Kereta Api berdalih, kenaikan harga tiket tersebut seiring membengkaknya biaya operasi. Meski begitu, Sugeng berdalih PT Kereta Api tidak mendapatkan marjin keuntungan yang besar dari pelaksanaan angkutan lebaran. Sebab, momen mudik hanya berlangsung ke satu arah saja, sedangkan kereta api harus kembali ke tujuan semula dengan jumlah penumpang yang minim. "Sudah kita perhitungkan harganya. Tidak untung banyak karena baliknya penumpang kosong," tukasnya.
"Kalau dibanding tahun lalu, memang ada kenaikan karena biaya operasi juga meningkat. Tapi, yang naik itupun hanya untuk rute yang menggunakan kereta baru. Kalau dirata-rata kenaikannya itu 20 persen," ujar Vice President Public Relation PT Kereta Api Sugeng Priyono kemarin. Perbedaan harga tiket itu salah satunya bisa dilihat dari tarif batas atas harga tiket lebaran.
Baca Juga:
Menurut Sugeng, pembengkakan biaya operasional tahun ini disebabkan PT Kereta Api harus menyediakan persiapan operasional hingga pengaman pelayanan angkutan kereta lebaran, sejak 40 hari sebelum hari H. "Banyak yang harus kita sediakan seperti tenda-tenda, petugas pengaman dan laininya," kata dia.
Baca Juga:
JAKARTA -- Harga tiket kereta api (KA) lebaran tahun ini diketahui lebih mahal jika dibanding harga lebaran tahun lalu. Namun, masyarakat tetap antusias
BERITA TERKAIT
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%