Naik 7,9 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.426 Triliun
Perkembangan tersebut dipengaruhi kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar surat berharga negara (SBN).
”Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing yang tinggi terhadap prospek perekonomian Indonesia,” urainya.
Dia menekankan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi itu tecermin dari rasio terhadap PDB pada akhir triwulan I 2019 yang relatif stabil, yakni 36,9 persen.
Selain itu, struktur ULN Indonesia didominasi jangka panjang yang memiliki porsi 86,1 persen.
Peneliti INDEF Eko Listiyanto menyatakan, pertumbuhan ULN relatif terkendali. Namun, produktivitas ULN pemerintah dan swasta belum optimal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
”Tampak dari pertumbuhan kuartal I 2019 yang tidak banyak meningkat,” jelasnya.
Pada kuartal II, ULN diprediksi meningkat seiring dengan momentum Lebaran. Peningkatan tersebut disebabkan kenaikan permintaan produksi yang diikuti dengan pinjaman di sektor swasta.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan utang sebenarnya adalah konsekuensi dari defisit APBN yang ditetapkan pemerintah dan DPR.
Utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga akhir triwulan pertama 2019 mencapai USD 387,6 miliar atau setara Rp 5.426 triliun.
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai & Non-Tunai, Dirut TDC: Fitur Kuncinya