Naik Lagi
Oleh: Dahlan Iskan
"Dosis obatnya saja yang dinaikkan. Dari 15 mg ke 20 mg," tambahnya. "Kita lihat satu minggu lagi," katanya.
Itulah obat Xarelto. Pengencer gumpalan darah.
Sejak Covid saya negatif, yakni sejak keluar dari RS, saya memang dibekali pil itu. Satu hari ditelan satu kali. Malam hari. Waktu opname karena Covid, obatnya disuntikkan lewat kulit perut, sehari dua kali. Itulah yang berhasil menurunkan D-dimer saya dari 2.600 ke 1.100. Tiga hari setelah di rumah naik jadi 1.300. Seminggu berikutnya, kemarin, naik jadi 1.400 itu.
Maka akan saya coba lagi satu minggu lagi. Dengan dosis baru. Kalau pun tidak berhasil belum tahu harus bagaimana.
Pernah muncul pertanyaan pribadi seperti ini: jangan-jangan D-dimer saya sudah tinggi sejak sebelum terkena Covid. Itu yang saya tidak punya angka pembanding. Seumur hidup belum pernah tes D-dimer.
"Jangan-jangan semua orang yang dipasangi ring di saluran darahnya, punya kecenderungan D-dimer-nya tinggi," kata saya dalam hati.
Sayangnya saya tidak punya angka pembanding. Seumur-umur belum pernah tes D-dimer.
Memang test D-dimer ini baru populer setelah ada Covid. Bahkan baru akhir-akhir ini saja. Seperti juga tes vitamin D. Yang sebelum ada Covid selalu diabaikan.