Naik Pesawat untuk Ambil Penghargaan di Istana
Selasa, 11 Juni 2013 – 00:54 WIB

Pelindung penyu dari Papua Musa Rumpeday (pakai topi) dan rekannya Robert Bless usai menerima penghargaan Kalpataru di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, (10/6). Foto: Natalia Laurens
MUSA Rumpeday tersenyum bahagia ketika menginjakkan kaki di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin, (10/6) pagi. Pria lanjut usia yang bertubuh kurus kecil ini tampak rapih dengan kemeja bermotif batik biru tua, celana kain hitam dan sebuah penghias kepada khas Papua. "Bapa datang tidak bawa apa-apa ke sini. Datang badan masih basah-basah naik pesawat untuk ambil penghargaan. Terimakasih Bapak Presiden sudah kasih bapa penghargaan untuk penyu," kata Musa.
Musa datang bukan tanpa tujuan. Ia datang jauh-jauh dari Kepulauan Yapen, Papua untuk menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan diserahkan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Musa mendapatkan penghargaan itu karena usahanya untuk melindungi penyu di kepulauan itu. Pria yang kulitnya sudah sedikit terkelupas disengat panasnya pantai ini, tak kuasa menahan rasa harunya bisa mendapat penghargaan Kalpataru. Terbata-bata ia menjawab setiap pertanyaan dari JPNN.
Baca Juga:
MUSA Rumpeday tersenyum bahagia ketika menginjakkan kaki di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin, (10/6) pagi. Pria lanjut usia yang bertubuh
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah