Naik Pesawat untuk Ambil Penghargaan di Istana
Selasa, 11 Juni 2013 – 00:54 WIB
"Anak ada dua di semua di kota, jadi dengan mama (istri) yang urus penyu juga. Kita sama-sama semua jaga penyu," kata Musa dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Dengan cara sederhana, Musa berusaha menjaga penyu dan tak pernah berharap untuk dihargai oleh siapapun. Saat penyu naik ke daratan sekitar pantai, ia sudah menyiapkan lubang dengan ukuran yang sudah ia tentukan. Ia membiarkan penyu-penyu itu bertelur dan kembali ke laut. Telur penyu lalu ia pindahkan ke tempat lainnya yang sudah ia siapkan.
Tempat yang dimaksudkan adalah galian lubang yang sudah ia ukur juga sebelumnya. Setelah telur menetas, ia merawat anak-anak penyu hingga tiga bulan lamanya. Tepat waktu yaang ditentukan, Musa mengembalikan penyu-penyu kecil itu ke laut.
Bagi Musa, penyu adalah bunga laut yang menjadi hiburan dalam menapaki kehidupan. Ia belajar bersabar dari merawat penyu. Harapannya pun tak muluk-muluk. Setelah penghargaan Kalpataru ini, Musa berharap semakin banyak warga Indonesia melindungi komunitas penyu.
MUSA Rumpeday tersenyum bahagia ketika menginjakkan kaki di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin, (10/6) pagi. Pria lanjut usia yang bertubuh
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala