Naik Pitam, Si Doel: Saya Kecewa, Tolong Media Tulis
jpnn.com - SERANG – Gubernur Rano Karno dibuat kesal lantaran pada rapat sinkronisasi revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) pengelolaan wilayah sungai di Pendopo Gubernur Banten, Kamis (15/9), tidak dihadiri oleh kepala daerah dari kabupaten kota.
Sebelum memulai sambutan, Rano lebih dahulu mengabsen satu per satu perwakilan daerah. Namun tidak ada satu pun kepala daerah yang hadir pada forum tersebut, kecuali perwakilannya. Bahkan, perwakilan dari Tangerang Selatan (Tangsel) tidak ada yang hadir. Mengetahui hal tersebut, sontak orang nomor satu di Banten ini menyemprot perwakilan yang hadir.
“Mereka yang tidak datang mungkin anggap ini tidak penting. Tapi, begitu banjir minta bantuan ke provinsi. Anda juga harus tahu, begitu pulang tidak diam, tapi sampaikan ke kepala daerahnya masing-masing,” seru Rano di hadapan peserta rapat.
Rano menilai rapat tersebut sangat penting karena menyangkut ketersediaan dan penyelematan air di masa yang akan datang. Apalagi, Provinsi Banten dinilai sebagai salah satu wilayah yang masuk zona merah krisis air akibat cuaca ekstrem dan pencemaran limbah industri. “Kalau sinkronisasi ini dilakukan di Gubernur maka penting. Kalau ada kepala daerah yang anggap ini tidak penting lebih baik keluar,” ujarnya.
“Sebelum menjadi wakil bupati saya ditunjuk Menteri menjadi duta lingkungan. Setelah saya jadi wakil bupati dan gubernur, di sini saya presentasi tentang perubahan iklim yang ekstrem. Jadi soal exchange (perubahan iklim-red) saya tahu semua. Makanya, mari kita anggap ini penting,” imbuhnya.
Menurutnya, revitalisasi (perbaikan) sungai sangat penting untuk menjaga ketersedian air. Terlebih, beberapa air sungai di wilayah Banten seperti Sungai Cisadane dan Ciujung perlu perbaikan akibat pencemaran limbah. “Cisadane enggak direvitalisasi, mati itu Kota Tangerang. Kalau ada perwakilan yang enggak datang kecewa saya. Tolong media tulis, karena ini bukan untuk provinsi, tapi kabupaten kota,” katanya.
Namun, Rano tidak menyebut sejumlah pabrik yang melakukan pencemaran sungai-sungai tersebut. “Saya tidak perlu sebut. Pabrik di Tangerang yang di pinggir sungai itu membuat limbah dan harus direvitalisasi. Waktu itu saya minta menutup, tapi itu tidak mungkin karena karyawannya mencapai 40 ribu. Ini artinya, air itu menjadi sangat penting, dan harus mulai direncanakan dari sekarang karena Banten akan terus berkembang,” ujarnya.
Menurutnya, perang ke depan bukan hanya soal kekuasaan, akan tetapi menyangkut pangan dan ketersedian air. “Saya tertarik dengan konsep Panglima TNI Jenderal TNI (Gatot Nurmantyo-red ) tentang proxy war, bahwa perang nanti bukan soal kekuasaan, tapi soal pangan dan air,” katanya.
SERANG – Gubernur Rano Karno dibuat kesal lantaran pada rapat sinkronisasi revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA)
- Kinerja Transparan, Pemkab Bekasi Raih Predikat Kabupaten Informatif
- Pemda Mengasumsikan 2025 Masih Ada Honorer, Gaji Jangan Lagi 3 Bulan Sekali
- 4 Santri Meninggal Tertimpa Tembok Ambruk di Pesantren Sukabumi
- Polda Sumsel Berikan Makan Siang Gratis kepada Siswa SDN 036 Palembang
- BPTD Jabar Sidak Pul Bus Pariwisata Menjelang Nataru, Antisipasi Kendaraan Bodong
- Bersama Masyarakat, Polres Rohul Deklarasi Kampung Bebas Narkoba di Desa Puo Raya