Naiknya Trump Dinilai Tak Pengaruhi Jumlah Militer AS di Darwin
Asosiasi Warga Amerika di Australia (AAA) tak berpikir bahwa kehadiran Angkatan Laut Amerika Serikat di Darwin akan berubah di bawah pemerintahan baru Presiden Donald Trump.
Presiden AAA cabang Wilayah Utara Australia (NT), Digby Hart, melontarkan komentar itu menjelang ulang tahun ke-75 dari pengeboman di Darwin, serangan terbesar di tanah Australia oleh musuh asing, di mana banyak personel militer AS turut tewas saat itu.
AAA adalah kelompok yang didukung oleh pemerintah AS dan Australia dan bertujuan untuk mendorong kerjasama yang bersahabat di antara kedua negara.
Ada kekhawatiran bahwa keinginan Presiden Trump agar sekutu AS membayar lebih banyak untuk menjamu personel militer AS, bisa berdampak pada kesepakatan Angkatan Laut mereka untuk mengunjungi Darwin.
Australia-AS terikat darah
Digby Hart mengatakan, aliansi mereka tak pernah sekuat sebelumnya dan serangan di utara Australia 75 tahun lalu membantu memperkuat hal tersebut.
"Yang mengebom Darwin adalah armada kapal kekaisaran Jepang yang sama seperti pengeboman Pearl Harbour dan itulah yang benar-benar mengikat Australia dan Amerika. Terikat oleh darah," jelas Hart.
Militer Amerika Serikat memainkan peran penting dalam pertahanan Australia utara selama Perang Dunia II.
Ada 450 warga Amerika yang kehilangan nyawa di NT.
Asosiasi Warga Amerika di Australia (AAA) tak berpikir bahwa kehadiran Angkatan Laut Amerika Serikat di Darwin akan berubah di bawah pemerintahan
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan