Nakes Melek Digital, Pelayanan Kesehatan akan Meningkat
Sementara itu, Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) Amirudin Supartono mengatakan, penguasaan literasi digital menjadi kunci memberikan perawatan berkualitas dan aman kepada masyarakat.
Menurutnya, literasi digital tidak hanya mengacu pada kemampuan teknis seperti memahami, mengakses,mengevaluasi, dan menggunakan informasi kesehatan digital.
"Juga pada kemampuan kritis untuk memilah-milah informasi yang benar dan terpercaya dari berbagai sumber yang tersedia secara online,” katanya.
Konsultan Gizi terkait Makanan, Gizi dan Kesehatan, Muhammad Nur Hasan Syah menyebutkan profesi gizi perlu memanfaatkan digitalisasi untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan.
Kemampuan digital penting bagi profesi gizi, juga keterampilan komunikasi.
Menurut Hasan, ada juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan seorang profesional di bidang gizi khususnya di tenaga gizi dalam menjalankan praktik keprofesiannya. Di antaranya melakukan segala sesuatu harus berbasis sains yang memiliki bukti ilmiah.
“Bukti ilmiah menjadi hal penting penting dalam mengurangi hoaks tentang isu kesehatan dan gizi,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Tenaga kesehatan (nakes) melek digital, pelayanan kesehatan otomatis akan meningkat.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Milenial Dominasi Pengguna BYOND, BSI Hadirkan Literasi Digital di Mal-Mal Jabodetabek
- KTKI Perjuangan Tuntut Keppres KKI Dibatalkan demi Masa Depan Profesi
- Khusus Calon PPPK, Ini Info Terkini dari Bu Ani
- Program Digital Access Inggris Menjembatani Kesenjangan di Indonesia Timur
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Dukung Indonesia Fintech Summit 2024, Perusahaan Digital Rasakan Literasi Masyarakat Makin Tinggi