Nama Bu Risma Dicatut untuk Penipuan Seleksi CPNS
SURABAYA - Polsek Genteng, Surabaya kini turun tangan menyelidiki kasus rekrutmen CPNS abal-abal yang menimpa 50 orang pada Rabu lalu. Terkiat kasus ini, polisi telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan. Langkah tersebut merupakan inisiatif pihak kepolisian karena banyak korban yang tertipu.
Polsek Genteng meminta keterangan Benny Susilo, salah seorang korban penipuan, dan Wiwik Handayani, istri Anang Efendi. Anang merupakan pria yang diduga melarikan uang yang disetorkan kepada para pendaftar PNS tersebut.
''Kami memanggil mereka,'' ujar Kapolsek Genteng Kompol Danny Yulianto.
Dari keterangan para saksi itu, lanjut Danny, akan terangkai cerita yang utuh. Dengan begitu, polisi bisa menetapkan siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban. ''Kami terus kumpulkan alat bukti,'' jelasnya.
Di samping itu, Kabag Hukum Pemkot Surabaya Ira Tursilowati menjelaskan bahwa pemkot telah melaporkan kasus CPNS tersebut ke Polrestabes Surabaya. Pemkot mengadukan pelaku dengan tuduhan pemalsuan dokumen.
''Setelah kami konsultasi dengan polisi, pasal penipuan itu lebih pas untuk para korban. Jadi, hanya satu pasal yang kita laporkan,'' tambah Ira.
Dalam surat yang diedarkan pelaku, nama Wali Kota Tri Rismaharini dicatut, lengkap dengan stempel Pemkot Surabaya dan tanda tangan wali kota.
''Tapi salah semua. Stempel pemkot tidak kotak seperti itu, tapi bundar. Tanda tangan wali kota juga dikarang,'' jelas mantan Kabid pengendalian dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT) itu.
Terkait kasus tersebut, Jawa Pos bertemu dengan istri dan mertua Anang di rumahnya di Jalan Dukuh Setro. Istrinya, Wiwik Handayani, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa soal penipuan yang dilakukan suaminya. Karena itu, Wiwik geram jika ada yang menuding dirinya ikut menikmati hasil penipuan tersebut.
Perempuan berusia 35 tahun itu menceritakan, Rabu lalu (31/8) rumahnya digeruduk para korban. Mereka menuntut keluarga Anang agar bertanggung jawab.
''Saya ini nggak tahu apa-apa. Lapor-laporno nang polisi lek ancen bojoku salah,'' ungkap Wiwik yang kemarin mengenakan baju terusan warna biru.
Dia melanjutkan, selama ini suaminya tidak pernah bercerita jika mengurus perekrutan CPNS. Menurut Wiwik, masalah penipuan itu merupakan urusan suaminya dan Benny Susilo. Sebagaimana diberitakan, Benny adalah orang yang mengumpulkan uang para korban. Selanjutnya, duit yang terkumpul disetor ke Anang.
Nah, saat mendatangi rumah Anang, para korban meminta uangnya dikembalikan. Permintaan tersebut tentu tidak bisa dikabulkan. Sebab, keluarga Wiwik sendiri tidak punya uang.
''Intinya, saya ini tidak menutup mata kalau memang suami salah. Tapi, ya jangan minta ganti rugi dan bawa-bawa saya,'' lanjut Wiwik.
Bahkan, Wiwik sempat diminta menandatangani surat perjanjian yang isinya akan kooperatif serta mau mengganti rugi semua kerugian korban. Surat itu juga dilengkapi meterai. Namun, Wiwik tidak mau membubuhkan tanda tangannya.
Wiwik sendiri tidak pernah menanyakan asal sumber penghasilan suaminya. Menurut sepengetahuannya, Anang bekerja sebagai sales handphone. ''Sebulan saya dikasih Rp 1 juta sama dia,'' tuturnya. (did/sal/c15/git/flo/jpnn)
SURABAYA - Polsek Genteng, Surabaya kini turun tangan menyelidiki kasus rekrutmen CPNS abal-abal yang menimpa 50 orang pada Rabu lalu. Terkiat kasus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kader Partai Ummat Ditangkap Polisi, Kasusnya Berat Banget
- Warga Semarang Tewas Diduga Dipukuli Oknum Polisi Jogja
- Rekonstruksi Penembakan Bos Rental Mobil oleh Oknum TNI AL, Rizky Ungkap Hal Ini
- Oknum TNI AL Peragakan Penembakan Bos Rental Mobil, Keluarga Korban Emosional
- ASN Pemkab Muna Dibunuh di Kamar Hotel Kendari
- 5 Pengeroyok Dudung SP Ditangkap, Ternyata Ini Motifnya