Namanya La Susah, Ingin Hadir saat Anaknya Diwisuda
“Saya juga bersyukur karena anak saya memiliki kemampuan yang lebih baik dari saya, sehingga dia dapat beasiswa. Semoga dia bisa selesai dengan nilai yang baik,” katanya sembari memperbaiki posisi topi paslon idamannya pada Pilkada 2015.
Kondisi yang sudah tua membuatnya sedikit mengurangi aktivitas jualan. Dulunya setiap hari Ia berkeliling. Beberapa waktu terakhir mulai dikurangi, karena fisiknya mulai sakit-sakitan.
Bahkan, karena pendapatan yang mulai menurun, kebiasaan perantau untuk mudik di hari raya Idul Fitri tak lagi dilakukannya dalam lima tahun terakhir. Hanya saja, hari raya kemarin, Istrinya sempat pulang ke Raha untuk bertemu keluarga.
Namun, dirinya tidak ikut karena terkendal biaya. La Susah berharap, saat anaknya sudah meraih gelar sarjana nanti, dia dan istri bisa ke Sulawesi Tenggara untuk menghadiri wisudanya.(*/sam/jpnn)
USIANYA sudah tidak lagi muda. Tapi semangat La Susah untuk tetap menafkahi keluarga patut diacungi jempol. Meski profesinya hanya sebagai penjual
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara