Nani Nurani, Mantan Penari Istana yang Menggugat Pemerintah
Ditangkap CPM karena Nyanyi di Ultah PKI
Jumat, 13 Januari 2012 – 00:13 WIB
Tiap kali Nani bernyanyi, ada satu lagu yang selalu di-request oleh Soekarno. Yakni, tembang tradisional Cianjur yang berjudul Degung Kahyangan. ?Lagu-lagu lain terserah saya, pokoknya Degung Kahyangan harus saya nyanyikan,? katanya. Bagi Nani, Soekarno adalah sosok spesial. "He is a father," ujarnya.
Berkat kepiawaian bernyanyi dan menari, Nani menjadi pegawai Dinas Kebudayaan Daerah Tingkat II Cianjur. Tetapi, justru itu menjadi awal petaka bagi dia. Pada Juni 1965 Nani diundang Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menari dalam salah satu acara ulang tahun partai. Dia menyambut baik tawaran tersebut. Apalagi, acara itu juga dihadiri bupati Cianjur dan sejumlah camat.
Acara tersebut menjadi bumerang bagi Nani. Dia dianggap sebagai anggota partai berlambang palu dan arit itu. Setelah G 30 S/PKI meletus, orang-orang yang dianggap terkait dengan PKI diburu di mana-mana. Tak terkecuali Nani.
Padahal, Nani tidak memiliki kaitan apa-apa dengan PKI. Sebagai pekerja seni, dia juga tidak pernah menjadi anggota Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra), organisasi di bawah PKI. Setahun setelah peristiwa G 30 S/PKI, Nani pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai sekretaris di PT Mogi, perusahaan yang dipimpin Brigjen Soerjosoemarno, ayah tokoh Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno.
Gara-gara dianggap punya hubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Nani Nurani ditahan selama tujuh tahun tanpa pengadilan. Padahal, dia sebelumnya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408