Nani Nurani, Mantan Penari Istana yang Menggugat Pemerintah

Ditangkap CPM karena Nyanyi di Ultah PKI

Nani Nurani, Mantan Penari Istana yang Menggugat Pemerintah
Mantan penari dan penyanyi Istana Cipanas, Nani Nurani saat menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Rabu (11/1). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
   

Pada Desember 1968 Nani mudik ke Cianjur. Tanpa dia tahu, kedatangannya sudah dinanti aparat. Malam setelah Nani datang, rumahnya didobrak Corps Polisi Militer (CPM) Bogor. Mereka menyerbu kamar Nani dan menodongkan dua senjata laras panjang.

   

Nani lantas dibawa ke Gedung Ampera, Cianjur. Ketika itu gedung bekas sekolah keturunan Tionghoa tersebut menjadi tempat penahanan dan interogasi bagi orang-orang yang diduga terkait dengan G 30 S/PKI. Perempuan yang sampai sekarang tidak berkeluarga itu dicecar sejumlah pertanyaan.

   

"Saya ditanya, di mana kamu saat 30 September. Saya jawab, saya ada di rumah. Mereka langsung teriak, tidak mungkin! Meja digebrak dan dilempar supaya saya mengaku. Kamu pasti di Lubang Buaya, ya?" tuturnya, menirukan anggota CPM yang menginterogasi dia.

   

Nani merasa beruntung karena tidak sampai disiksa secara fisik. Meski begitu, mentalnya menjadi sasaran. Itu juga tidak ringan. Sebab, di ruang yang sama dia menyaksikan penyiksaan terhadap orang-orang yang dianggap terlibat G 30 S/PKI. Ada salah seorang tahanan yang disuruh menulis di kertas. Kemudian, kertas tersebut dibakar di tangan tahanan itu. "Alasannya, tulisannya jelek," terang dia.

Gara-gara dianggap punya hubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Nani Nurani ditahan selama tujuh tahun tanpa pengadilan. Padahal, dia sebelumnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News