Nani Nurani, Mantan Penari Istana yang Menggugat Pemerintah
Ditangkap CPM karena Nyanyi di Ultah PKI
Jumat, 13 Januari 2012 – 00:13 WIB
Pada Desember 1968 Nani mudik ke Cianjur. Tanpa dia tahu, kedatangannya sudah dinanti aparat. Malam setelah Nani datang, rumahnya didobrak Corps Polisi Militer (CPM) Bogor. Mereka menyerbu kamar Nani dan menodongkan dua senjata laras panjang.
Nani lantas dibawa ke Gedung Ampera, Cianjur. Ketika itu gedung bekas sekolah keturunan Tionghoa tersebut menjadi tempat penahanan dan interogasi bagi orang-orang yang diduga terkait dengan G 30 S/PKI. Perempuan yang sampai sekarang tidak berkeluarga itu dicecar sejumlah pertanyaan.
"Saya ditanya, di mana kamu saat 30 September. Saya jawab, saya ada di rumah. Mereka langsung teriak, tidak mungkin! Meja digebrak dan dilempar supaya saya mengaku. Kamu pasti di Lubang Buaya, ya?" tuturnya, menirukan anggota CPM yang menginterogasi dia.
Nani merasa beruntung karena tidak sampai disiksa secara fisik. Meski begitu, mentalnya menjadi sasaran. Itu juga tidak ringan. Sebab, di ruang yang sama dia menyaksikan penyiksaan terhadap orang-orang yang dianggap terlibat G 30 S/PKI. Ada salah seorang tahanan yang disuruh menulis di kertas. Kemudian, kertas tersebut dibakar di tangan tahanan itu. "Alasannya, tulisannya jelek," terang dia.
Gara-gara dianggap punya hubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Nani Nurani ditahan selama tujuh tahun tanpa pengadilan. Padahal, dia sebelumnya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408